Vegetasi Pada Sumbu Filosofi Yogyakarta

Vegetasi Pada Sumbu Filosofi Yogyakarta

Garis Imajiner mulai Gunung Merapi hingga Laut Selatan melambangkan keseimbangan hubungan antara manusia dengan Tuhannya, sesama manusia dan alam. Gunung Merapi menggambarkan ketenangan; Tugu, Kraton hingga Panggung Krapyak menggambarkan tempat beraktifitas manusia; dan laut sebagai tempat pembuangan akhir dari segala sisa di bumi. Penciptaan poros imajiner yg melambangkan keseimbangan hubungan manusia dan alam dengan kelima unsurnya, yakni api (dahana - Gunung Merapi), tanah (bantala - bumi Ngayogyakarta), air (tirta - Laut Selatan), angin (maruta) dan akasa (either) disimbolkan dari Panggung Krapyak hingga Kraton dengan vegetasi di area tersebut.

Di sepanjang Jl. DI Panjaitan (dahulu Jl. Gebayanan) terdapat tanaman Asem dan Tanjung di kanan-kiri jalan. Pohon Asem melambangkan wajah seorang anak yg ‘nengsemake’ atau menarik bagi orang tuanya. Daun Asem yg masih muda dinamakan ‘sinom’, diibaratkan gadis muda (‘anom’) yg menimbulkan rasa tertarik (‘sengsem’) bagi lawan jenisnya. Pohon Tanjung melambangkan bayi yg selalu disanjung-sanjung oleh lingkungannya atau gadis yg menimbulkan rasa ‘sengsem’ selalu disanjung oleh jejaka.

Ringin Wok (nama pohon beringin di Alun-alun Selatan) melambangkan kedewasaan. Di sekeliling alun-alun ditanami Pohon Pakel dan Pohon Kweni, yg melambangkan manusia setelah dewasa harus ‘wani’ (berani), termasuk bagi perjaka yg akhil bhalig harus berani melamar gadis pujaannya.

Di kompleks Sitihinggil Kidul terdapat Pohon Gayam yg bermakna ‘ayom-ayem’ (tenteram) dan berkembang (‘ngrembaka’). Pada halaman Sitihinggil ditanami Pohon Soka yg berbunga merah dan Mangga Cempora yg berbunga putih, menggambarkan bersatunya benih lelaki dan perempuan. Pada halaman Kamandhungan menggambarkan benih dalam kandungan dengan vegetasi Pohon Pelem yg bermakna ‘gelem’ (kemauan bersama), Pohon Jambu Dersana yg bermakna “kaderesan sihing sesama” (diliputi cinta kasih satu dan lainnya), dan Pohon Kepel yg bermakna ‘kempel’, bersatunya benih karena kemauan bersama didasari saling mengasihi.

Sumber : paniradyakaistimewaan